Waktu Keberangkatan
Tiba di terminal 2D Penerbangan
International, akhirnya saya menginjakan kaki di terminal ini. Dulu hanya
bisa mengantar tamu-tamu yang menginap di Hotel tempat kerja ku. Tamu yang akan
balik kekampung sehabis liburan atau melakukan perjalan bisnis. Saya diantar
oleh mamah, istriku, kakakku, dan abang iparku. Saya bersama mamah dan istriku
turunkan didepan pintu terminal 2D, karena memang disana pesawat yang akan membawa ku nanti terbang ke Rusia. Lalu saya pergi ke Meetpoint yang sudah kita sepakati bersama teman-teman lainya.
5 pandawa, itulah sebutan kami ber 5.
Rifky, ryan, danil, fuad, dan tentu saya. 5 pandawa yang mengiklarkan janji akan menuju ke negeri beruang merah bagaimanapun caranya sewatu kuliah
dulu. Di monument Gorky Park, kami berjanji akan pergi ke negeri paman Lenin
bagimanapun caranya dan apapun resikonya untuk melanjutkan Master kami setelah
lulus kuliah strata 1. Bandara, kursi, tokoh-tokoh akan menjadi saksi
bagaimana 5 pandawa akan pergi untuk menjemput mimpinya.
Saya duduk diantara istri dan mamaku,
detik demi detik, menit demi menit sangat cepat sekali berlalu. Waktu
menunjukan kekuasaannya, tepat pukul 00:00 saya dan pandawa harus chack-in untuk mendapatkan seat dipesawat. Kami pun bergegas untuk bersiap-siap masuk
kedalam tempat check-in. Tak lupa strategi yang sudah saya siapkan sewaktu dirumah tadi. Saya kumpulkan kesemua paspor pandawa, karena
saya akan masukan dalam group. Lalu saya minta tolong kepada danil untuk
membawakan 2 stel jas yang tertutup rapih. Tak lupa kamipun berfoto-foto
sebelum berangkat, teman-teman kuliah dulu di kampus Unpad rela datang malam-malam untuk mengantar
kami, terharu. Kami berfoto-foto, bersama masing-masing keluarga. Momen ini
seperti dalam sinetron yang menampilkan semua kesedihan. Sedih memang
perpisahan ini, saya akan berpisah dengan istriku dan mamah untuk sementara
waktu. Saya peluk erat tubuh mungil istriku, dan berkata kecil ditelinganya, “Jangan keluarkan
airmata mu. Jaga kesehatan dan selalu ingat allah “. Lalu saya cium keningnya
dengan penuh kasih sayang. Saya berpamitan kepada mamah dan kakakku, aku peluk
mereka dengan erat. Lalu saya cium pipi mamah dan berkata “Mama Doakan Anakmu dan Mohon Doa Restu Mu”.