TIBA
DI DUBAI.
Pesawat yang membawa kami sebentar
lagi akan mendarat di Dubai, jam tangan SWATCH Mahalku pemberian abang ipar
menunjukan pukul 7.45 pagi. Pramugari pun memberitaukan bahawa dalam waktu 15
menit pesawat ini akan mendarat di bandara internasional Dubai. Saya bersiap
dan semua penumpang pun mengikuti. Lampu tanda mengenakan sabuk pengaman
menyalah. Saya melihat keluar jendela, diluar sana terlihat daratan berwarna
coklat, dengan matahari yang masih malu-malu menampakan sinarnya, darata itu
sunggu seperti dalam film horor, mengerikan. Tapi menariknya terlihat bangunan
dan jalan sangat rapih tertata tidak seperti kota Jakarta. Dubai emiret adalah
kota yang sangat modern saat ini, yang saya ketahui dari internet kota itu di
pimpin oleh seorangn muslin yang bernama Mohammed bin Rahsid Al Maktoum. Negara
yang pendapatanya dari pembangunan real estat dan pelayanan keuangan dan yang
menjadi pusat ekonomi islam dunia ini benar-benar sudah menarik mata dunia.
Gedung-gedung modern yang inovativ, Hotel-hotel megah, tempat wisata dan ajang
olahraga seperti Moto GP menjadikan dubai adalah negara salah satu tujuan
orang-orang kaya mengahmburkan uang mereka disini. Tetap dalam hati saya
Jakarta adalah kota terindah tak tergantikan oleh kota manapun, walaupun dengan
kondisi yang memprihatinkan tetap jakarta number on for me.
Sampai juga di Dubai, tuturku. Turun
dari pesawat untuk beristirahat selama 2 jam. Saya berjalan menuju ruang tunggu
untuk penumpang transite. saya dan pandawa 5 duduk dikursi yang sudah
disediakan rapih berjajar. Ramai sekali bandara ini pikirku, saya lihat dari
wajah mereka bermacam-macam rupanya. ada sipit, belo, hitam, putih, coklat,
berjengot, baju seksi, bercadar, banyak sekali. Bingung bercampur penasaran.
Sekali lagi saya tidak perdulikan. Yang ada dalam pikiran ku saat itu saya rindu
istriku. Sedang apa dia skrng. Lalu saya coba nyalahkan hp mahalku ini,
ternyata kartu perdana Indonesia masih bisa digunakan namun untuk internet
tidak, rugi saya udah membeli paket internet sewaktu di jakarta. Memang negara
ini sangat kaya dan modern. Setiap sudut bandara ini dilengkapi dengan
fasilitas free wifi dan bandara ini sangat memanjakan para pendatang dengan
suasanya yang nyaman bagi para Turis atau penumpang yang hanya transit sepert
saya. Saya aktifkan wifi HP, clik seketika banyak masuk massage dari wasap. Saya
baca satu-satu, kebanyakan dari istriku, dia dilanda rindu padaku. lalu saya
hubungi istriku, saya beritau kondisi sangat baik sekali. Senang dia.
Sifat udikku pun muncul, tapi saya tetap
keren. Saya liat kesana kemari, keatas ke bawah, kesamping kiri dan ke kanan,
semua sudut saya jelajahi dengan kedua mata ini. Hal itu sama dilakukan oleh
teman pandawa. Wajar saja ini baru pertama kalinya kami jalan jauh dari rumah.
Sejauh-jauhnya paling masih di Indonesia,
tapi kini saya jauh dari rumah bahkan sampai Dubai. Tertawa saya memikirkanny,
saya bercakap-cakap dengan teman pandawa, entah apa yang kami bicarakan yang
jelas semua senang. Tak lupa saya mengambil pose di semua sudut bandara, tak
ketinggal di toilet pun kamu berfoto, yang terpenting tertulis indah dengan Arab. Udik memang, tapi tetap keren. Sudahlah,
saya menunggu duduk dengan tenang sampai waktu menunjukan pukul 10.
Sampai aku dipesawat, saya duduk di
samping bapak-bapak sudah sedikit tua, dan songong pula. Bapak itu orang Rusia,
tapi dia hebat sekali bahasa Ingrisnya, kalah saya. Saya bercakap-cakap dengan
dia. Niatku ingin sombong dengan menggunakan bahasa Rusia yang sebenarnya itu
hanya akan menjadi bumberang bagiku. Ternyata benar saja, bapak itu menyuruhku
menggunakan bahasa Rusia, akupun palingkan wajah dan belaga tidur.
Pesawatku sebentar lagi akan lepas
landas, para penumpang dipersilahkan menggunakan sabuk “pengaman perintah
pramugari”. Waktu perjalanan memakan waktu selama 5 jam, jadi diperkirakan saya
akan tiba di Rusia sekitar pukul 2 siang. Sisa ngantukku semalam masih melanda,
akupun coba untuk tidur dan benar saja aku tidur pulas.