05 – Nov – 2013
Hari ini Saya akan pindah
asrama, dari asrama lama ke asrama baru. Sudah dijanjikan memang sebelumnya
oleh pihak kampus. Saya hanya membawa satu tas besar, 1 tas tangan, 2 jas, dan
1 tas bodypack sehingga tidak terlalu sulit untuk dibawa semua, sebelum akan
saya pindahkan semua, saya harus membereskan beberapa dokumen perijinan yang
tlah saya siapkan dari beberapa hari lalu dan juga sudah di cap oleh kantor
Internasional kampus, dokumen ini bisa dibilang surat ijin tinggal sementara.
Pertama-tama saya harus pergi melapor ke
komandan di asrama baru “Komandan adalah panggilan kami untuk kepala asrama”. Saya
lampirkan semua dokumen yang sudah diisi jauh hari untuk kelengkapan data
pribadi. Ternyata, komandan menyuruh saya untuk mengulang dokumen yang sudah
saya isi, dengan alasan terdapat tetesan minyak dikertas ku ini : “mengganggu
mata” katanya, saya tidak tau persih alasan sebenarnya mungkin beliau ini
wanita yang terjaga kebersihannya atau memang dia hanya ingin merepotkan saya
saja. Apalah boleh buat saya tulis ulang formulir biodata dan segalamacam
teman-temannya. Setelah selesai semua, saya berikan kembali dokumen-dokument
ini ke dia, namun dia tidak terima, dia bilang dokumen ini harus di cap kembali
oleh kantor Internasional kampus. Kantor Internasional kampus berada dekat
asrama lama di fakultas fisika, lumayan jauh dari tempat saya berada sekarang.
Apalah daya saya harus kembali ke Kantor Internasional Kampus untuk meminta cap
kembali untuk dokumen-dokumen ini.
Setelah berjalan hampir
sekitar 15 menit, tiba saya di kantor Internasional kampus. Saya masuk dalam ruangan
dan memberikan dokumen-dokumen kepada pegawai yang berada disana. Pegawai itu
wanita asli Rusia, cantik namun dingin, dia berumur sekitar 29 tahun sudah
menikah tapi belum dikaruniai anak. Dia mengambil dokumen-dokumen saya lalu
dibawa keruangan lain, mungkin disana bosnya bertengger. Tak lama saya menunggu
TADAAA!!! Dokumen-dokumen saya sudah semuanya di cap dengan berlogo kampus. Saya
kembali ke asrama baru untuk menjumpai kompandan untuk kedua kalinya, saya
keluarkan senyum khas sunda dengan harapan semua sudah berakhir dan ternyata
JLEB!! Dia menanyakan surat sehat saya, ternyata tidak ada di dalam tumpukan
dokumen-dokumen ini.
Dia bilang begini kira-kira“ini
penting, kalo tidak ada surat keterangan sehat tidak bisa tinggal disini,
karena asrama ini hanya boleh ditempati oleh mahasiswa-mahasiswa yang sehat”. Dia
pikir saya adalah mahasiswa yang tidak sehat, kurang ajar betul manusia satu
ini.
Saya jawab dengan
bahasa Rusia yang kira – kira begini artinya “Saya sudah medical check up 4
hari yang lalu di rumah sakit yang di tunjuk oleh kampus tapi saya belum
mengambil hasil tes, mungkin besok saya akan ambil setelah pihan”
“tidak bisa kisana,
Kisana harus menyertakan bersama dengan dokumen-dokumen ini”Komandan argument.
“Saya paham, tapi
ijinkan saya untuk pindahan hari ini dan saya akan urus surat sehat itu besok”
Lobbyku.
Dengan murka komandan
menjawab “tetap tidak bisa kisana”.
Dari sini saya dapat pelajaraan
bahwanya orang Rusia khususnya wanita Rusia lebih tepatnya emak-emak Rusia itu
susah untuk dirayu, walaupun sudah nangis darah mencoba, sekali bilang tidak
tetap tidak, mungkin jika prinsip ini dimiliki oleh penjabat yang ada di
senanya untuk tidak bilang korupsi mungkin masyarakat akan makmur sentosa. Balik
kepermasalah tanpa berfikir panjang saya lari keluar mencari bus menuju rumah
sakit untuk mengambil hasil medical check up. Saya baru tinggal 1 minggu di
kota ini, dengan segala keterbatasan komunikasi membuat menghambat ruang gerak.
Bahasa adalah alat utama manusia untuk berkomunikasi, dengan bahasa kita tau segalanya.
Saik! Bagaimana tidak dengan bahasa Rusia yang saya miliki sekarang ini membuat
segalanya susah, contohnya ingin tanya bus, atau mau tanya jalan, atau mungkin
ingin tanya sudah punya pacar atau belum, walaupun saya sudah belajar Sastra
Rusia selama 4 tahun lamanya tapi ini tetap jadi masalah untuk saya.
Tibalah saya di rumah
sakit, lalu menuju keruang yang dahulu tempat saya rongsen. Saya ketuk dan
seorang wanita tua keluar, saya kasih secercak kertas kecil kepada dia, kertas
kecil itu saya dapat dari komandan, saya tidak tau apa artinya, seperti code
mungkin hanya komandan dan wanita tua ini yang mengerti. Wanita tua itu
menunjuk ke arah jendela kecil yang terdapat di sebelah kanan saya berdiri,
dengan insting dan keyakinan penuh saya pergi mendekat kejendela kecil tersebut
dan saya serahkan kertas berisi code tersebut kepada seorang wanita penjaga
jendela dan tidak tidak lama wanita penjaga jendela itu memberikan kepada saya hasil
rogsen, alhamdulilah menurut dugaan saya hasilnya memuaskan.
Setelah jauh-jauh dari
rumahsakit dan saya sudah membawa kertas hasil rongsen, saya kembali untuk
menghadap komandan, saya serahkan surat ini kepada dia.
Dia bilang begini kira –
kira “Ya ini surat hasil rongsen kamu, dan hasilnya bagus”. Saya senang
mendegarnya karena saya bisa tinggal di asrma ini, komandan melanjutkan bicaranya “Tapi maaf kamu
harus serahkan surat ini ke poliklinik kampus untuk mendapatkan surat
keterangan sehat yang di tandatangan oleh dokter setempat”. Mampus ternyata
belum selesai juga.
Saya telefon sam,
mahasiswa Indonesia yang membantu saya dari awal kedatangan untuk mengurus
semua administrasi, tapi hari ini dia tidak bisa, karena dia bilang ada kuliah.
Si sam jelasin ke saya melalu telefon, dari hasil pemjelasan sam, saya harus
pergi ke poliklinik kampus yang berada di dekat asrama lama, sedikit berjalan
ke dalam. Saya menuju ke poliklinik kampus dengan membawa surat dari rumahsakit
dengan jarak dari asram baru ke poliklinik kurang lebih 1 KM. Disana sudah ada
beberpa mahasiswa Rusia yang sedang mengantri di depan pintuk ruang dokter.
sayapun dengan patuh mengikuti antrian dengan sabar. Satu persatu silih berganti
dan tibalah giliran saya. Saya masuk dan memberikan surat dari rumah sakit denga
lincahnya dokter tersebut membuatkan surat keterangan bahwa saya sehat.
Alhamdulilah pikirku selesai juga semuanya.
Waktu sudah hampir jam
3, saya sudah mengurus semua ini dari jam 10 pagi 6 jam sudah saya menghabiskan
waktu untuk mengurus hal macam ini. Jika hari ini saya tidak bisa pindah juga
saya bakar dia punya asrma. Jam 3 pula adalah waktu dimana komandan akan
pulang. Saya lari sejadi-jadinya karena saya tidak mau terlambat memberikan
surat yang satu ini ke komandan. Masih napas ngos-ngosan saya tiba diruang
komandan dan memberikan kertas yang menurutku itu tidak penting tapi penting
baginya, dengan senyum komandan memberi isyarat kalo lengkap sudah dokumen
perijinan tingal di asrma baru ini. Saya hanya tinggal membayar sewa asrama.
Murah saja, hanya hanya 1.300 rubel itu sekitar 350 Ribu rupiah per bulan. Akhirnya
hari ini saya pindahan dan menempati kamar baru jauh lebih bagus dari asrma
lama. SEKIAN